Minggu, 02 Maret 2014

Fakta: Misteri Segitiga Bermuda




Apa kabar kawan? Semoga kalian baik-baik saja dan tetap tertarik blog ini ya! Mungkin kalian kaget mendengar kata segitiga bermuda, sebagian dari kalian pasti masih berfikir, “Segitiga apaan ini? koq namanya bermuda, memang ada segitiga bertua?

Segitiga Bermuda di Peta
Eiits tunggu dulu! Bagi sobat yang belum tahu apa itu segitiga bermuda, saya akan kasih bocoran sedikit. Pertama lihatlah peta duniamu atau globe, lalu carilah wilayah Amerika Tengah. Setelah ketemu cari Pulau Bermuda, Miami dan Puerto Riko. Ambil penggaris dan hubungkan ketiga tempat diatas sehingga terbentuklah sebuah segitiga. Nah, inilah area yang disebut “Segitiga Setan” atau yang lebih terkenal dengan Segitiga Bermuda(Bermuda Triangle).

Cerita tentang anehnya kawasan segitiga bermuda memang sudah ada sejak zaman pelayaran(abad ke-13). Pada saat itu Christoper Colombus dan para awaknya melihat semacam cahaya yang sangat terang di cakrawala ketika melintasi daerah segitiga bermuda. Pada saat itu alat navigasi dan kompas juga tidak berfungsi.

Salah satu kejadian yang paling terkenal adalah peristiwa hilangnya pesawat milik penerbangan 19. Penerbangan 19 adalah kode dari 5 pesawat pengebom milik pangkalan udara Amerika Serikat. Peristiwa itu terjadi setelah 5 pesawat itu lepas landas dari Fort Lauderdale, Florida untuk menuju Britania Raya. Ketika melewati wilayah segitiga bermuda, para pilot mengirim laporan menghadapi cuaca buruk. Anehnya setelah itu tiba-tiba 5 pesawat hilang dari radar sesaat setelah melaporkan suatu pemandangan yang ganjil. 

5 pesawat penerbangan 19
Mengetahui hal tersebut, pangkalan udara Amerika Serikat mengirim regu penyelamat untuk menolong para pilot pesawat penerbangan 19. Namun setelah beberapa hari nyatanya para pilot pesawat penerbangan 19 tidak juga ditemukan, malah regu penyelamat yang dikirim juga tak pernah kembali. Hal yang lebih aneh lagi adalah tidak ditemukannya puing-puing pesawat penerbangan 19 di kawasan segitiga bermuda. Padahal pesawat-pesawat itu dirancang untuk mengapung jika terjatuh lautan.


Selain kejadian di atas masih banyak serentetan peristiwa hilangnya pesawat dan kapal di area segitiga  bermuda. Diantaranya adalah kejadian berikut:
·         1840: HMS Rosalie
·         1872: The Mary Celeste, salah satu misteri terbesar lenyapnya beberapa kapal di segitiga bermuda
·         1909: The Spray
·         1918: USS Cyclops (AC-4) lenyap di laut berbadai, namun sebelum berangkat menara pengawas mengatakan bahwa lautan tenang sekali, tidak mungkin terjadi badai, sangat baik untuk pelayaran
·         1926: SS Suduffco hilang dalam cuaca buruk
·         1938: HMS Anglo Australian menghilang. Padahal laporan mengatakan cuaca hari itu sangat tenang
·         1945: Penerbangan 19 menghilang
·         1952: Pesawat British York transport lenyap dengan 33 penumpang
·         1962: US Air Force KB-50, sebuah kapal tanker, lenyap
·         1970: Kapal barang Perancis, Milton Latrides lenyap; berlayar dari New Orleans menuju Cape Town.
·         1972: Kapal Jerman, Anita (20.000 ton), menghilang dengan 32 kru
·         1976: SS Sylvia L. Ossa lenyap dalam laut 140 mil sebelah barat Bermuda
·         1978: Douglas DC-3 Argosy Airlines Flight 902, menghilang setelah lepas landas dan kontak radio terputus
·         1980: SS Poet; berlayar menuju Mesir, lenyap dalam badai
·         1995: Kapal Jamanic K (dibuat tahun 1943) dilaporkan menghilang setelah melalui Cap Haitien
·         1997: Para pelayar menghilang dari kapal pesiar Jerman
·         1999: Freighter Genesis hilang setelah berlayar dari Port of Spain menuju St Vincent
               Walaupun banyak kapal dan pesawat hilang di segitiga bermuda tapi ada juga pilot dan kru kapal yang lolos dari maut setelah mengalami hal ganjil di daerah itu. Rata-rata dari kru kapal yang selamat mengatakan bahwa mereka memasuki kabut tebal, alat navigasi tidak berfungsi dan seolah-olah langit serta laut menjadi terbalik. Senada dengan pernyataan kru kapal sebelumnya, beberapa pilot pesawat komersial yang selamat mengatakan bahwa mereka memasuki sebuah lorong udara kemudian kompas mereka tidak berfungsi. Pesawat berputar hebat sehingga para pilot ini tidak dapat membedakan antara atas dan bawah, tetapi sesaat kemudian keadaan menjadi normal kembali.
Dari kesaksian diataslah mulai mucul banyak hipotesa tentang apa yang menjadi sebab banyaknya kecelakaan di kawasan segitiga bermuda di antara adalah
a)      Gempa laut dan gelombang besar
Teori ini mengatakan gesekan dan goncangan di tanah di dasar Lautan Atlantik menghasilkan gelombang dahsyat dan seketika kapal-kapal menjadi hilang kendali dan langsung menuju dasar laut dengan kuat hanya dalam beberapa detik. Adapun hubungannya dengan pesawat, maka goncangan dan gelombang kuat tersebut menyebabkan hilangnya keseimbangan pesawat serta tidak adanya kemampuan bagi pilot untuk menguasai pesawat.
b)      Gravitasi
Gravitasi (medan graviti terbalik, anomali magnetik graviti) dan hubungannya dengan apa yang terjadi di Segitiga Bermuda; sesungguhnya kompas dan alat navigasi elektronik lainnya di dalam pesawat pada saat terbang di atas Segitiga Bermuda akan goncang dan bergerak tidak normal, begitu juga dengan kompas pada kapal, yang menunjukkan kuatnya daya magnet dan anehnya gravitasi yang terbalik
c)       Pangkalan U.F.O.
Pemerintah dan Akademis Independen A.S. mengatakan Segitiga Bermuda disebabkan karena tempat tersebut merupakan Pangkalan UFO sekelompok mahkluk luar angkasa/alien yang tidak mau diusik oleh manusia, sehingga kendaraan apapun yang melewati teritorial tersebut akan terhisap dan diculik. Ada yang mengatakan bahwa penyebabnya dikarenakan oleh adanya sumber magnet terbesar di bumi yang tertanam di bawah Segitiga Bermuda, sehingga logam berton-tonpun dapat tertarik ke dalam.
d)      Lorong waktu (worm holes)
Dalam sejarah, orang, kapal-kapal, pesawat terbang dan lain-lain sebagainya yang hilang secara misterius seperti yang sering kita dengar di perairan Segitiga Bermuda, sebenarnya adalah masuk ke dalam lorong waktu yang misterius ini.

Seorang ilmuwan Amerika yang bernama Ado Snandick berpendapat, mata manusia tidak bisa melihat keberadaan suatu benda dalam ruang lain, itulah obyektifitas keberadaan lorong waktu.
Dalam penyelidikannya terhadap lorong waktu, John Buckally mengemukakan teori hipotesanya sebagai berikut:

o    Obyektifitas keberadaan lorong waktu adalah bersifat kematerialan, tidak terlihat, tidak dapat disentuh, tertutup untuk dunia fana kehidupan umat manusia, namun tidak mutlak, karena kadang-kadang ia akan membukanya.
o    Lorong waktu dengan dunia manusia bukanlah suatu sistem waktu, setelah memasuki seperangkat sistem waktu, ada kemungkinan kembali ke masa lalu yang sangat jauh, atau memasuki masa depan, karena di dalam lorong waktu tersebut, waktu dapat bersifat searah maupun berlawanan arah, bisa bergerak lurus juga bisa berbalik, dan bahkan bisa diam membeku.
o    Terhadap dunia fana di bumi, jika memasuki lorong waktu, berarti hilang secara misterius, dan jika keluar dari lorong waktu itu, maka artinya adalah muncul lagi secara misterius.
o    Disebabkan lorong waktu dan bumi bukan merupakan sebuah sistem waktu, dan karena waktu bisa diam membeku, maka meskipun telah hilang selama 3 tahun, 5 tahun, bahkan 30 atau 50 tahun, waktunya sama seperti dengan satu atau setengah hari.
Meskipun beberapa teori dilontarkan, namun tidak ada yang memuaskan sebab munculnya tambahan seperti benda asing bersinar yang mengelilingi pesawat sebelum kontak dengan menara pengawas terputus dan pesawat lenyap.
e)      Gas Methana dan pusaran air
Penjelasan lain dari beberapa peristiwa lenyapnya pesawat terbang dan kapal laut secara misterius adalah adanya gas metana di wilayah perairan tersebut. Teori ini dipublikasikan untuk pertama kali tahun 1981 oleh Badan Penyelidikan Geologi Amerika Serikat. Teori ini berhasil diuji coba di laboratorium dan hasilnya memuaskan beberapa orang tentang penjelasan yang masuk akal seputar misteri lenyapnya pesawat-pesawat dan kapal laut yang melintas di wilayah tersebut.

Menurut Bill Dillon dari U.S Geological Survey, air bercahaya putih itulah penyebabnya. Didaerah segitiga maut Bermuda, tapi juga di beberapa daerah lain sepanjang tepi pesisir benua, terdapat "tambang metana". tambang ini terbentuk kalau gas metana menumpuk di bawah dasar laut yang tidak dapat ditembusnya. Gas ini dapat muncul secara tiba-tiba dari dasar laut retak.

Air yang dilalui gas ini mendidih sampai terlihat sebagai "air bercahaya putih". Blow out serupa yg pernah terjadi dilaut Kaspia sudah banyak menelan anjungan pengeboran minyak sebagai korban. Regu penyelamat yang dikerahkan tidak menemukan sisa sama sekali. Mungkin karena alat dan manusia yang menjadi korban tersedot pusaran air, dan jatuh kedalam lubang bekas retakan dasar laut, lalu tanah dan air yang semula naik ke atas tapi kemudian mengendap lagi didasar laut, menimbun mereka semua.


Dengan kejadian dan hipotesa di atas sebenarnya sudah membuat segitiga bermuda untuk menjadi tempat yang berbahaya dan ditutup untuk jalur penerbangan dan pelayaran. Sayangnya potensi wisata Pulau Bermuda mampu mengalahkan semua resiko di atas. Berita tentang misterusnya segitiga bermuda justru membuat orang penasaran untuk mengunjunginya.
Hal ini juga sama dengan apa yang dikatakan perusahaan asuransi laut Lloyd’s of London bahwa segitiga bermuda adalah lautan biasa yang tidak berbahaya. Jumlah kecelakaan di perairan lain pun ada yang melebihi banyaknya kasus di kawasan itu. Penjaga pantai pun mengatakan asal tidak membawa muantan berlebih, semua orang bisa melewati pulau ini dengan aman.(thanks vic )


mekanisme gas metana di laut
Penjelasan lain dari beberapa peristiwa lenyapnya pesawat terbang dan kapal laut secara misterius adalah adanya gas metana di wilayah perairan tersebut. Teori ini dipublikasikan untuk pertama kali tahun 1981 oleh Badan Penyelidikan Geologi Amerika Serikat. Teori ini berhasil diuji coba di laboratorium dan hasilnya memuaskan beberapa orang tentang penjelasan yang masuk akal seputar misteri lenyapnya pesawat-pesawat dan kapal laut yang melintas di wilayah tersebut.



Menurut Bill Dillon dari U.S Geological Survey, air bercahaya putih itulah penyebabnya. Didaerah segitiga maut Bermuda, tapi juga di beberapa daerah lain sepanjang tepi pesisir benua, terdapat "tambang metana". tambang ini terbentuk kalau gas metana menumpuk di bawah dasar laut yang tidak dapat ditembusnya. Gas ini dapat muncul secara tiba-tiba dari dasar laut retak.



Air yang dilalui gas ini mendidih sampai terlihat sebagai "air bercahaya putih". Blow out serupa yg pernah terjadi dilaut Kaspia sudah banyak menelan anjungan pengeboran minyak sebagai korban. Regu penyelamat yang dikerahkan tidak menemukan sisa sama sekali. Mungkin karena alat dan manusia yang menjadi korban tersedot pusaran air, dan jatuh kedalam lubang bekas retakan dasar laut, lalu tanah dan air yang semula naik ke atas tapi kemudian mengendap lagi didasar laut, menimbun mereka semua.





Dengan kejadian dan hipotesa di atas sebenarnya sudah membuat segitiga bermuda untuk menjadi tempat yang berbahaya dan ditutup untuk jalur penerbangan dan pelayaran. Sayangnya potensi wisata Pulau Bermuda mampu mengalahkan semua resiko di atas. Berita tentang misterusnya segitiga bermuda justru membuat orang penasaran untuk mengunjunginya.

Hal ini juga sama dengan apa yang dikatakan perusahaan asuransi laut Lloyd’s of London bahwa segitiga bermuda adalah lautan biasa yang tidak berbahaya. Jumlah kecelakaan di perairan lain pun ada yang melebihi banyaknya kasus di kawasan itu. Penjaga pantai pun mengatakan asal tidak membawa muantan berlebih, semua orang bisa melewati pulau ini dengan aman.(thanks vic )

0 komentar:

Posting Komentar