Jumat, 28 Februari 2014

Fakta:Kurcaci Ternyata Benar-Benar (Pernah) Ada



 Halo teman-teman, gimana kabarnya? Semoga kalian sehat-sehat saja. Maaf ya kalo nge-postnya lama banget!!
Oke , kali ini kita akan membahas tentang manusia kerdil. Mungkin teman-teman akan bertanya-tanya manusia kerdil atau kurcaci itu beneran gak sih? Koq banyak cerita yang membahas mereka. Mulai Snowwhite sampai film layar lebar yang sangat terkenal “The Hobbit”. Penasaran kan, silakan simak ulasan singkat berikut.
film The Hobbit
      Seperti kita ketahui Indonesia yang berada di khatulistiwa adalah tempat yang indah dan ideal untuk tempat tinggal. Hal ini dikarenakan wilayah khatulistiwa mendapat sinar matahari sepanjang tahun dengan curah hujan intensitas sedang sampai tinggi. Tak khayal bahwa Kepulauan Indonesia telah ditinggali sejak zaman pra sejarah.

      Fakta ini didukung dengan banyaknya ditemukan fosil manusia purba di wilayah Indonesia seperti Pithecanthropus erectus, Homo wajakensis, Meganthropus paleojavanicus dan masih banyak lagi fosil yang telah ditemukan di seluruh Indonesia. Para manusia purba ini diduga berasal dari Benua Asia dan Benua Australia yang tidak dapat kembali karena terjadi perpecahan benua.
      
      Banyaknya penemuan fosil manusia purba ini mendorong para ahli arkeologi dan paleontologi dari berbagai negara melakukan ekspedisi dalam rangka pencarian situs-situs purbakala baru di Indonesia. Salah satunya adalah tim gabungan dari Australia-Indonesia. Tim dari Australia dipimpin oleh Mike Morwood dari Universitas New England dan tim Indonesia dipimpin oleh Raden Pandji Soejono dari Puslitbang Arkeologi Nasional.
Snow white dan 7 kurcaci
      
      Kerjasama ini dimulai pada tahun 2001 dengan tujuan utama mencari jejak-jejak migrasi nenek moyang suku aborigin. Salah satu situs yang menjadi objek penelitian adalah Liang Buana yang berada di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Pada September 2003, ketika penggalian mencapai 5 meter(selama penelitian belum pernah sedalam itu) ternyata ditemukan sebuah fosil utuh(sebenarnya lebih mirip mayat yang dimumikan dan tidak membatu) berbentuk manusia dengan ukuran jauh lebih kecil.
      
      Awalnya para arkeolog ini mengira fosil ini adalah fosil anak-anak atau kera,tetapi setelah digali secara lebih lanjut ternyata malah ditemukan 8 fosil dengan ciri-ciri dan ukuran yang identik. Diperkirakan usia fosil ini sekitar 94.000-13.000 tahun. Umur fosil ini memang sulit dikenali dikarenakan kondisi fisil yang tidak membatu sehingga analisis metode radioaktif karbon tidak dapat dilakukan.
Situs Purbakala Liang Buana

      Penemuan fosil manusia kerdil ini yang kemudian diberi nama Homo floresiensis sempat menggegerkan dunia. Dengan berpegang pada adanya manusia spesies baru, maka arkeolog di berbagai belahan bumi berlomba-lomba melakukan penggalian untuk mencari spesies manusia kerdil ini  di situs purbakala negara masing-masing. Walaupun begitu ternyata tidak ada satu fosil spesies manusia purbakala pun yang memiliki ciri yang sama dari Homo floresiensis ini.
manusia modern dan H.florosiensis
      Fakta inilah yang mengundang perdebatan apakah Homo floresiensis memang spesies manusia baru atau bukan. Permasalahan ini sangat menarik para arkeolog dalam maupun luar negeri untuk melakukan penelitian di Liang Buana. 
      Salah satunya adalah tim yang dipimpin Prof. Teuku Jacob dari UGM. Beliau dengan tim yang terdiri dari para pakar dari berbagai disiplin ilmu, mulai dari ahli gizi, anatomi, morfologi, geografi, dan arkeologi tentunya. 
       Setelah melakukan penelitian dan observasi lapangan, Om Jacob perbendapat bahwa Homo floresiensis adalah bentuk Homo(manusia modern) yang mengalami mikrosefali(kerdil) disebabkan kurangnya nutrisi karena isolasi geografi seperti gajah dan manusia di Pulau Kreta. Beliau perpendapat bahwa sebenarnya mereka adalah nenek moyang orang-orang flores masa sekarang yang berasal dari ras Australomelanosoid.
     
      Pendapat ini ternyata banyak ditentang oleh arkeolog mancanegara, sehingga memunculkan kontroversi hebat yang mengakibatkan ditutupnya situs Liang Buana bagi  arkeolog luar negeri.

      Sesudah tahun 2007 situs Liang Buana kembali dibuka untuk penelitian bagi arkeolog mancanegara, yang pada tahun 2009 mengemukakan hipotesis bahwa mereka adalah spesies yang berbeda dari manusia modern. Lalu kenapa hanya ada di flores? entahlah semuanya masih misteri. Yang jelas mereka(manusia kerdil) pernah tinggal di bumi dan mungkin sekarang mereka telah menyeberang ke dunia dongeng, mengawasi kita dari balik buku cerita.(thanks vic)



0 komentar:

Posting Komentar